Jumat, 24 April 2020

Di sana, Sobat Pesona dapat melihat kapal motor milik nelayan berlalu lalang mencari ikan. Kita bisa duduk santai di tepi pantai sambil menikmati semilir angin laut yang menerpa perlahan.
Selain keindahan laut, Ouw juga terkenal akan kerajinan gerabah. Bahkan, Ouw dikenal sebagai satu-satunya penghasil gerabah dan tembikar di Kepulauan Maluku. Produksi gerabah dari Ouw biasanya dikirimkan ke berbagai daerah, seperti Pulau Seram dan Ambon.
Ternyata pembuatan gerabah di Ouw sangat diminati wisatawan, khususnya turis mancanegara yang berasal dari Belanda, Inggris Raya dan Swiss. Kita juga bisa mencoba sendiri membuat gerabah atau tembikar yang diajarkan langsung oleh para perajin di sini.

Sobat Pesona juga harus mengunjungi Rumah Baile yang sering dijadikan tempat untuk melangsungkan acara adat. Ada juga Benteng Ouw yang letaknya berada di tengah pemukiman. Menurut cerita, Benteng Ouw dibangun oleh Portugis ketika datang ke wilayah Kepulauan Lease.
Namun, kepemilikannya direbut oleh Belanda tak lama setelah berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Maluku.
Tak jauh dari Desa Adat Ouw, Sobat Pesona bisa berkunjung ke Desa Adat Ullath. Kedua desa adat ini memang sangat berdekatan. Konon, dulu Ullath memang masuk ke dalam wilayah Ouw. Namun, entah karena sebab apa, Ulath akhirnya memiliki wilayahnya sendiri, tapi tetap bersebelahan dengan Ouw.
Ada beberapa tradisi yang bisa Sobat Pesona lihat ketika berkunjung ke Ullath. Pertama, Tradisi Upu Latu yang mengumpulkan semua keluarga bermarga Pical. Kedua, Tradisi Makang Kalapa Isi. Tradisi ini cuma ada di Ullath dan masih dijalankan hingga saat ini.
Tradisi makan bersama tersebut mengharuskan adanya kehadiran kepala di meja makan, baik yang sudah berubah bentuk menjadi santan atau sebagai bumbu pelengkap. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar