Kamis, 23 April 2020

Borobudur (bahasa Jawaꦕꦤ꧀ꦝꦶ​ꦧꦫꦧꦸꦝꦸꦂtranslit. Candhi Barabudhur) adalah sebuah candi Buddha yang terletak di BorobudurMagelangJawa TengahIndonesia. Candi ini terletak kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia[1][2], sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia[3].
Borobudur
ꦧꦫꦧꦸꦝꦸꦂ
Barabudhur
Stupa Borobudur.jpg
Arca Buddha dan stupa Borobudur
Borobudur berlokasi di Indonesia
Borobudur
Lokasi di Pulau Indonesia
Informasi umum
Gaya arsitekturstupa dan candi
KotaKecamatan Borobudur, sekitar 3 km dari Kota Mungkid(ibukota Kabupaten MagelangJawa Tengah)
Negara Indonesia
Koordinat7°36′29″S 110°12′14″E / 7.608°S 110.204°E
Awal konstruksisekitar 770 Masehi
Selesaisekitar 825 Masehi
KlienSailendra
Detail teknis
Sistem strukturpiramida berundak dari susunan blok batu andesit yang saling mengunci
Ukuranluas dasar 123×123 meter, tinggi kini 35 meter, tinggi asli 42 meter (termasuk chattra)
Desain dan konstruksi
ArsitekGunadharma
Borobudur
Candi Borobudur 3.jpg
Situs Warisan Dunia UNESCO
TipeBudaya
Kriteriai, ii, vi
Nomor identifikasi592
Kawasan UNESCOAsia Pasifik
Tahun pengukuhan1991 (sesi ke-15)
Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang di atasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel reliefdan aslinya terdapat 504 arca Buddha[4]. Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia[3]. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra(memutar roda dharma).
Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.[5] Para peziarah masuk melalui sisi timur dan memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu(ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya para peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.
Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam.[6] Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran (perbaikan kembali). Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun waktu 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.[3]
Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah objek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.[7][8][9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar